~~~~~~~
Oleh : Agust Maniyeni
~~~~~~~
Oleh : Agust Maniyeni
~~~~~~~
Sahabat yang budiman,
Sejak pagi tadi saya amati, tidak ada satu sahabatpun dalam jariangan sosial FB (khususnya di Indonesia) yang menulis status ataupun komentar tentang Hari Kesaktian Pancasila. Ada beberapa hal mendasar yang menurut saya, menjadikan Pancasila tidak lagi menarik diperbincangkan.
Pertama: model indoktrinasi Pancasila melalui jalur P4 pada masa orde baru dianggap gagal memberikan persepektif yang lebih baik bagi Indonesia masa kini, dan mungkin masa depan; Kedua: Sistem pendidikan nasional yang dulunya diyakni sebagai LAB pewarisan nilai mengalami goncangan akibat ketidak pastian; Ketiga: Pancasila sendiri masih merupakan sebuah area yang sangat gelap bagi kajian-kajian intelektual, kecuali sebagai ideologi dan dasar Negara. Keempat: kecenderungan menguatnya filsafat materialisme dalam berbagai dimensi kehidupan seperti sekarang ini, menyebabkan pemikiran-pemikiran ideal menjadi "kurang laku dijual". Konsekuensinya Pancasila sebagai sebuah lahan berpikir menjadi semakin terbenam.....
Terbengkalainya pemikiran Intelektual di negeri ini berkaitan dengan Pancasila, membawa dampak yang sangat serius yang sangat dirasakan akhir-akhir ini. Disorientasi pembangunan nasional, hilangnya rasa keadilan bersama, tingginya indeks korupsi, semakin menguatnya vandalisme politik dan seterusnya, merupakan buah dari belum tergarapnya Pancasila sebagai sebuah sistem berpikir yang dapat dijadikan acuan bersama. Saya mencermati bahwa gejalan semakin mudarnya nilai-nilai kebangsaan yang dimulai dari supra sistem di negeri ini, akan berakumulasi pada degradasi kolektif yang tidak tebayangkan.....
Fakta historis, mengenai runtuhnya beberapa peradaban besar dunia (Mesopotamia, Mesir, Hellenisme, Eropa, Rusia, dan Raksasa Amerika yang sedang mengalami kemunduran; kecuali peradaban Yahudi), disebabkan oleh pemujaan yang sangat berlebihan terhadap ideologi negara, sedangkan pemikiran-pemikian intelektual dan filsafatis dalam kehidupan bernegara kurang mendapat perhatian.
Belajar dari pengalaman ini saya pikir sudah saatnya bagi kita di negeri ini untuk menaruh perhatian ekstra terhadap kajian-kajian intelektual yang menjadikan Pancasila sebagai sebuah bidang garapan. Sebagai sebuah indeologi terbuka (ini pun masih dalam tingkatan wacana) Pancasila merupakan sebuah lahan yang sangat subur bagi berbagai kajian interdisipliner....
Sebagai anak bangsa, perang orang-orang Kristen dalam mengkaji lahan ini menjadi sebuah bentuk partisipasi yang perlu dilakukan terus-menerus, sehingga kita tidak menjadi pelengkap penyerta saja tetapi sekaligus turut menentukan arah perjalanan bangsa ini ke depan......
Salam....Selamat Merayakan Hari Lahir Pancasila
tulisan ini diambil dari Group FB, Komunitas Aer Itam, (1 Juni 2011)
Sejak pagi tadi saya amati, tidak ada satu sahabatpun dalam jariangan sosial FB (khususnya di Indonesia) yang menulis status ataupun komentar tentang Hari Kesaktian Pancasila. Ada beberapa hal mendasar yang menurut saya, menjadikan Pancasila tidak lagi menarik diperbincangkan.
Pertama: model indoktrinasi Pancasila melalui jalur P4 pada masa orde baru dianggap gagal memberikan persepektif yang lebih baik bagi Indonesia masa kini, dan mungkin masa depan; Kedua: Sistem pendidikan nasional yang dulunya diyakni sebagai LAB pewarisan nilai mengalami goncangan akibat ketidak pastian; Ketiga: Pancasila sendiri masih merupakan sebuah area yang sangat gelap bagi kajian-kajian intelektual, kecuali sebagai ideologi dan dasar Negara. Keempat: kecenderungan menguatnya filsafat materialisme dalam berbagai dimensi kehidupan seperti sekarang ini, menyebabkan pemikiran-pemikiran ideal menjadi "kurang laku dijual". Konsekuensinya Pancasila sebagai sebuah lahan berpikir menjadi semakin terbenam.....
Terbengkalainya pemikiran Intelektual di negeri ini berkaitan dengan Pancasila, membawa dampak yang sangat serius yang sangat dirasakan akhir-akhir ini. Disorientasi pembangunan nasional, hilangnya rasa keadilan bersama, tingginya indeks korupsi, semakin menguatnya vandalisme politik dan seterusnya, merupakan buah dari belum tergarapnya Pancasila sebagai sebuah sistem berpikir yang dapat dijadikan acuan bersama. Saya mencermati bahwa gejalan semakin mudarnya nilai-nilai kebangsaan yang dimulai dari supra sistem di negeri ini, akan berakumulasi pada degradasi kolektif yang tidak tebayangkan.....
Fakta historis, mengenai runtuhnya beberapa peradaban besar dunia (Mesopotamia, Mesir, Hellenisme, Eropa, Rusia, dan Raksasa Amerika yang sedang mengalami kemunduran; kecuali peradaban Yahudi), disebabkan oleh pemujaan yang sangat berlebihan terhadap ideologi negara, sedangkan pemikiran-pemikian intelektual dan filsafatis dalam kehidupan bernegara kurang mendapat perhatian.
Belajar dari pengalaman ini saya pikir sudah saatnya bagi kita di negeri ini untuk menaruh perhatian ekstra terhadap kajian-kajian intelektual yang menjadikan Pancasila sebagai sebuah bidang garapan. Sebagai sebuah indeologi terbuka (ini pun masih dalam tingkatan wacana) Pancasila merupakan sebuah lahan yang sangat subur bagi berbagai kajian interdisipliner....
Sebagai anak bangsa, perang orang-orang Kristen dalam mengkaji lahan ini menjadi sebuah bentuk partisipasi yang perlu dilakukan terus-menerus, sehingga kita tidak menjadi pelengkap penyerta saja tetapi sekaligus turut menentukan arah perjalanan bangsa ini ke depan......
Salam....Selamat Merayakan Hari Lahir Pancasila
tulisan ini diambil dari Group FB, Komunitas Aer Itam, (1 Juni 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar