Selasa, 05 Juli 2011

Dia mati menggatikan aku

~~~~~~~~~~
Sebuah Imaginer oleh Wesly Jacob
~~~~~~~~~~

Salibkan Dia…..salibkan Dia…..salibkan Dia……
Sayup-sayup terdengar teriakan itu merambat….merayap di dinding penjara yang kokoh kemudian masuk melalui gendang telinga Barabas. Antara percaya dan tidak Barabas mencoba menyimak arti kata itu.

Salibkan Dia…..salibkan Dia…..salibkan Dia……
Barabas mempertajam pendengarannya. Benarkah kata-kata itu yang terdengar olehnya? “Tidak, tidak! Barabas mencoba menyakinkan diri. “Itu pasti hanya ilusi saja!”. Tapi suara-suara itu terdengar lagi. Kali ini lebih jelas. Dan Barabas segera sadar bahwa apa yang di dengarnya itu bukan ilusi tapi nyata.

Salibkan Dia…..salibkan Dia…..salibkan Dia……
Barabas bisa mendengar suara-suara penuh kemarahan itu dalam teriakan masal.. Suara-suara orang yang telah di kuasai oleh angkara murka. Tiba-tiba Barabas merasa Gentar. Apalagi suara itu terdengar semakin jelas. Itu menandakan masal itu semakin dekat dengan penjara. Dan bukan tidak mungkin masal itu menuju ke penjara. “Menuju ke penjara? Untuk apa?”

Salibkan Dia…..salibkan Dia…..salibkan Dia……
Apakah teriakan itu ditujukan kepada penghuni penjara? Kalau begitu siapakan yang akan menjadi korban? Bukankah tadi pagi telah dibawa dua orang penghuni penjara di sini untuk disalibkan? Apakah penduduk Yerusalem begitu haus darah sehingga menuntut korban penyaliban yang lebih banyak lagi? Barabas mulai menerka-nerka siapakah penghuni penjara ini yang layak menerima hukuman penyaliban? Penghuni di sebelah kirikah? Atau sebelah kanan? Tidak, tidak….mereka berdua belum memenuhi syarat penyaliban. Memang mereka pernah berbuat kekacauan dan keonaran di masyarakat. Tapi apa yang mereka perbuat hanyalah keonaran-keonaran kecil dibandingkan dengan apa yang diperbuat dirinya.

Pemerasan, perampokan, penganiayaan, bahkah pembunuhan. Semua itu merupakan bagian dari hidupnya sehari-hari. Kalau begitu penghuni di lorong yang lain? Tiba-tiba Barabas mendengar pintu penjara dibuka. Engsel pintu yang berkarat menimbulkan bunyi yang menyakitkan telinga. Kemudian terdengar suara langkah kaki memasuki penjara. Makin lama makin jelas dan berhenti di depan pintu kamarnya. Pintu kamarnya terbuka perlahan lalu di depan berdiri dua orang prajurit dengan tombak di tangan.

“Barabas! Seru seorang prajurit dengan suara yang kasar.
“Ya, saya” jawab Barabas. “Keluar!” Barabas semakin yakin bahwa kemalangan itu akan menimpa dirinya. Seruan ya. “salibkan dia” yang didengarnya tadi pasti ditujukan kepada dia dan bayangan mengenai penyaliban demikian mengerikan itu membuat Barabas terpaku di tempatnya.

“Barabas!” seru prajurit itu sekali lagi. Barabas tersentak sadar. “Ya, saya” jawabnya. “keluar!” seru prajurit itu. Barabas melangkah mendekati pintu kamarnya. “Ayo cepat!” desak prajurit yang satu lagi sambil menarik Barabas.

Barabas memandang para prajurit yang menjemputnya tadi dengan penuh tanda tanya. Berusaha mendapatkan jawaban atas keganjilan ini. “Anda dibebaskan” kata prajurit itu. “Bebas? Saya dibebaskan?” ujar Barabas tidak percaya. “Benar, anda dibebaskan” tegas prajurit yang satu lagi. “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” tanya Barabas. “Orang yang bernama Yesus itu telah menggantikan engkau untuk menerima hukuman” jawab prajurit.

“Orang yang bernama Yesus? Siapakah dia?” tanya Barabas. “Kami tidak tahu dengan siapakah dia itu. Ada yang mengatakan ia adalah nabi. Ada pula yang berkata bahwa ia adalah Nabi Yeremia. Tapi ia sendiri mengatakan dirinya mesias, anak Allah” jawab prajurit.

“kalau begitu siapakah dirinya yang sesungguhnya?” tanya Barabas. “kalau engkau ingin mengetahui lebih jelas, engkau bisa pergi ke bukit Golgota. Ia telah dibawa ke sana untuk disalibkan” jawab prajurit itu.

“Disalibkan?” tanya Barabas.
“Benar. Karena Ia telah disalibkan lah makan engkau mendapat kebebasan”, jawab prajurit.
“Jadi ia disalibkan untuk menggantikan aku?” tanya Barabas
“Benar. Italah yang kuketahui”, jawab prajurit.
“sudah berapa lama ia dibawa ke Golgota?” tanya Barabas
“Baru saja lewat rombongan pengiringnya. Jika engkau berlari ke sana. Engkau pasti berhasil menyusulnya” jawab prajurit itu.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi Barabas segera berlari ke bukit Golgota dan ia berhasil menyusul rombongan masal itu ke atas bukit Golgota. Ia pun segera berbaur ke dalam rombongan dan berusaha mencari Yesus, orang yang akan dihukum salib itu.

Terkejutlah Barabas, ketika melihat sesosok tubuh telanjang terbaring di atas kayu salib dengan tubuh penuh luka menganga dan tangan serta kakinya yang tertancap paku. “apa yang telah diperbuat orang ini sehingga ia harus dihukum salib? Kesalahan apa yang ia lakukan? Bisik Barabas pada orang-orang di sekitarnya. Tapi semuanya menjawab “tidak tahu”. Satu-satunya jawaban yang Barabas tahu adalah “Dia Mati menggantikan aku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar